Laman

Rabu, 18 Januari 2012

Tuhan, takdir dan setan

Ada seorang pemuda yang mencari seorang guru Agama , pemuka Agama / siapapun yang bisa menjawab 3 pertanyaannya . Akhir nya seorang pemuda itu bertemu dengan seorang yang bijaksana . Pemuda : Anda siapa ? Bisakah menjawab pertanyaan-pertanyaan saya ?
Bijaksana : Saya hamba Allah , dan dengan izinNya , saya akan menjawab pertanyaan anda .
Pemuda : Anda yakin ? sedang profesor dan banyak orang pintar tidak mampu menjawab pertanyaan saya .
Bijaksana : Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya.
Pemuda : Saya punya 3 buah pertanyaan . 1 - Kalau memang Tuhan itu ada , tunjukkan wujud Tuhan kepada saya . 2 - Apakah yang dinamakan takdir ? 3 - Kalau memang setan diciptakan dari api , kenapa di masukan ke neraka yang di buat dari api ? tentu tidak menyakitkan , sebab mereka memiliki unsur yang sama . Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu ?

Tiba-tiba sang orang bijaksana tersebut menampar pipi si pemuda dengan keras .
Pemuda : Kenapa anda marah kepada saya ?
Bijaksana : Saya tidak marah , tamparan itu adalah jawaban dari 3 pertanyaan yang anda ajukan .
Pemuda : Saya sungguh tidak mengerti .
Bijaksana : Bagaimana rasanya tamparan saya ?
Pemuda : Tentu saja sakit .
Bijaksana : Jadi anda percaya bahwa rasa sakit itu ada ?
Pemuda : Ya .
Bijakasana : tunjukan pada saya wujud sakit itu !
Pemuda : saya tidak bisa .
Bijaksana : Itulah jawaban pertama , kita semua merasakan keberadaan Tuhan tanpa mampu melihat wujudnya .

Selasa, 27 Desember 2011

TATA CARA SHOLAT DALAM PERJALANAN (MUSAFIR)

Dalam bepergian, ada beberapa keringanan (rukhsah) dalam beribadah yang diberikan oleh agama kita untuk meringankan dan memudahkan pelaksanaannya. Salah satu keringanan tersebut adalah pelaksanan ibadah sholat dengan cara qashar (dipendekkan) dan dengan cara jamak (menggabung dua sholat dalam satau waktu). Dengan demikian pelaksanaan sholat dalam perjalanan, atau disebut "sholatus safar", dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut :
1. Itmam, atau sempurna yaitu dilakukan seperti biasanya saat dirumah.
2. Qashar, yaitu sholat yang semestinya empat rakaat diringkas atau dipendekkan menjadi dua roka'at.
3. Jama', yaitu mengumpulkan dua sholat, Dhuhur dengan Ashar atau Maghrib dengan Isya', dalam salah satu waktunya.
SEMPURNA ATAU QASHAR?Para ulama berbeda pendapat mengenai manakah yang lebih utama dalam melaksanakan sholat saat bepergian, apakah dengan sempurnaya seperti biasa ataukah dengan qashar.
Pendapat pertama mengatakan qashar shalat saat bepergian hukumnya wajib. Pendapat ini diikuti mazhab Hanafiyah, Shaukani, Ibnu Hazm dan dari ulama kontemporer Albani. Bahkan Hamad bin Abi Sulaiman mengatakan barangsiapa melakukan sholat 4 rakaat saat bepergian, maka ia harus mengulanginya. Imam Malik juga diriwayatkan mengatakan mereka yang tidak melakukan qashar harus mengulangi sholatnya selama masih dalam waktu sholat tersebut.Pendapat ini menyandar kepada dalil hadist riwayat Aisyah r.a. berkata:"Pada saat pertama kali diwajibkan shalat adalah dua rakaat, kemudian itu ditetapkan pada shalat bepergian, dan untuk sholat biasa disempurnakan" (Bukhari Muslim). Dalil ini juga diperkuat oleh riwayat Ibnu Umar r.a. beliau berkata:"Aku menemani Rasulullah s.a.w. dalam bepergian, beliau tidak pernah sholat lebih dari dua rakaat sampai beliau dipanggil Allah" (Bukhari Muslim).Dalil lain dari pendapat ini adalah riwayat Ibnu Abbas r.a. juga pernah berkata:"Sesungguhnya Allah telah mewajibkan sholat melalui lisan Nabi kalian s.a.w. bahwa untuk orang bepergian dua rakaat, untuk orang yang menetap empat rakaat dan dalam keadaan ketakutan satu rakaat."(H.R. Muslim).